Cokelat Tidak Menyebabkan Karies Gigi Bahkan Mencegah Kerusakan Gigi


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG3FLArg7xgZ9XjyjvJe2sGYjIxi_pSvU3lKk82SuAlSwMCo4Sey_UNckTyy-K27RpkUKcc27yTjYVl8RZFE9puBF3WjFINV9yeNB8BzePTMrDMzfwhDUtkscy22538el_yXFv4gr82oM/s200/makan_coklat.jpg
Biasanya, kalau anak kecil minta dibelikan cokelat, para orang tua tidak langsung memberikannya. Orang tua biasanya membatasi anak-anak makan cokelat karena takut giginya rusak. Mereka justru menakut-nakutinya bahwa cokelat bisa merusak gigi karena menempel di gigi. Cokelat disalahkan sebagai perusak gigi. Sampai ada orang yang antipati padanya. Padahal gigi rusak bukan dosa cokelat. Selain karena gula, itu salah kita sendiri yang malas sikat gigi setelah makan cokelat. Kesimpulan sejumlah penelitian bahkan membalikkan keyakinan selama ini karena cokelat ternyata justru dapat meredam kemungkinan terjadinya kerusakan gigi.

Cokelat yang asli, dalam hal ini kakao yang belum dicampur gula, bahkan mengandung tiga zat yang menghambat terbentuknya karies atau pembusukan pada gigi. Dalam tulisannya mengenai cokelat, pemilik L’atelier du Chocolat Francis Mestre menyebutkan, tanin yang mengandung polyhydroxyphenol yang mencegah berkembangnya mikroba di mulut. Cokelat juga mengandung flour yang baik untuk gigi serta fosfat yang menetralkan keasaman yang ditimbulkan gula.

Beberapa penelitian tentang gigi menyatakan bahwa cokelat lebih sedikit pengaruhnya dalam memicu keropos gigi dibanding makanan lain karena mengandung mentega cocoa, yang ada secara alami dalam lemak sayur, yang membantu cokelat membersihkan mulut dengan cepat (Journal of Dental Research, tahun 1991).

Tim peneliti dari Eastman Dental Center (Pusat Gigi Eastman), Rochester, AS, menyebutkan cokelat mampu menjegal perkembangan bakteri mulut penyebab kerusakan gigi, berkat kandungan fosfatnya yang tinggi. Dari sekian jenis cokelat olahan, cokelat susu (milk cooking chocolate) memiliki kemampuan paling rendah dalam mengendalikan bakteri mulut. Karena cokelat susu mengandung campuran cokelat murni paling sedikit.

Para peneliti pada kedua lembaga tersebut juga menemukan adanya fakta lain yang mendukung penolakan terhadap dakwaan merusak gigi yang ditimpakan pada cokelat. Mereka mengatakan sangat berlebihan jika cokelat dikatakan merusak gigi. Soalnya, cokelat mengandung lemak cokelat yang bekerja membungkus email gigi sehingga menghindarkan gigi dari timbunan plak. Peneliti di Universitas Osaka Jepang juga menemukan bahwa cokelat dapat melindungi gigi dari kerusakan. Ini bisa dikatakan sebagai langkah sukses untuk memperbaiki kesehatan gigi kelak. Para ilmuwan tersebut percaya, suatu saat nanti, beberapa komponen yang terkandung dalam cokelat dapat ditambahkan ke dalam pencuci mulut atau pasta gigi. Selain itu, komponen pokok cokelat, berdasar hasil penelitian mereka, dapat menghalangi bakteri mulut.

Para peneliti menemukan bahwa bagian luar keras yang biasanya dibuang dalam produksi cokelat-mempunyai efek anti bakteri terhadap mulut dan dapat “bertarung” secara efektif melawan karang gigi dan unsur-unsur perusak lainnya. Kerusakan gigi terjadi ketika bakteri dalam mulut mengubah gula menjadi asam, yang menggerogoti permukaan gigi dan penyebab gigi berlubang. 

Para ilmuwan Jepang itu menemukan bahwa cokelat kurang berbahaya daripada makanan bergula lainnya. Karena, unsur antibakteri yang terdapat pada bagian luar cokelat yang keras mampu mengimbangi kadar gula yang tinggi. Mereka menguji teorinya terhadap tikus dengan me-nambahkan ekstrak bagian tersebut pada air minuman tikus. Kelompok yang lain ditulari dengan bakteri streptococcus mutans, yang menyumbang terbentuknya karang gigi dan kerusakan gigi. Mereka juga memberikan makanan bergula tinggi. Sesudah tiga bulan, studi menemukan bahwa tikus dengan makanan bergula tinggi, 14 giginya berlubang. Tikus yang diberi ekstrak cokelat hanya mengalami gigi berlubang sebanyak enam buah. Sekarang para peneliti sedang me-rencanakan pengujian penemuannya pada manusia. Takashi Ooshima, dari Universitas Osaka, mengatakan penemuan mereka akan membawa pada perlakuan Baru pada kerusakan gigi. “Mungkin akan digunakan ekstrak cokelat dalam pencuci mulut, atau penambahan zat ini ke dalam pasta gigi. Sekaligus akan merevisi kembali pembuatan cokelat yang lebih baik untuk gigi,” katanya. Sementara itu David Beighton pada Institut Gigi Guy, King, dan St Thomas  berpendapat bahwa unsur aktif ditemukan dalam cokelat yang juga ditemukan dalam tumbuhan lain, seperti stik yang biasa dikunyah di Afrika. “Mereka secara pasti mempunyai pengaruh. Tetapi, untuk kesehatan mulut yang baik, memakan banyak cokelat tnerupakan cara baik untuk kesehatan gigi.” Juru bicara untuk British Dental Association mengatakan, jika ini besar bahwa cokelat dapat membantu mengurangi kerusakan berlubangnya gigi, kenyataan itu menjadi hal yang baik. Diet yang umum dilakukan bisa menyebabkan kemungkinan plak gigi lebih besar dibanding diet susu skim cokelat. Tetapi, harus diingat bahwa cokelat mengandung gula.

Lagipula yang sebenarnya menjatuhkan citra cokelat sebagai perusak gigi tak lain adalah produk cokelat olahan yang dicampur lemak cokelat gadungan. Dalam pengolahan cokelat, mestinya bahan baku padatan cokelat dicampur dengan lemak cokelat. Namun prosedur ini sering dilanggar, lantaran lemak cokelat diganti dengan minyak goreng, lantaran lebih murah. Akibatnya, keunggulannya melindungi gigi dari serangan bakteri mulut menjadi sirna karena produk olahan cokelat tidak lagi mengandung cukup lemak cokelat. Jadi cara yang terbaik adalah menjaga dan memeriksakan gigi secara rutin pada dokter gigi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar